Keputusan penting pengadilan Jerman telah memberikan pukulan telak terhadap OpenAI dan produk andalannya, ChatGPT. Pengadilan memutuskan bahwa OpenAI melanggar undang-undang hak cipta Jerman dengan melatih ChatGPT pada karya musik berlisensi tanpa memperoleh izin yang diperlukan. Keputusan ini diambil setelah GEMA, organisasi manajemen kolektif untuk hak musik Jerman, mengajukan gugatan terhadap OpenAI pada November lalu.
Meskipun jumlah pasti kerugian yang harus dibayar OpenAI kepada GEMA masih belum diungkapkan, keputusan tersebut telah menimbulkan kejutan di industri AI. Namun OpenAI tetap tidak setuju dengan keputusan pengadilan dan mengindikasikan sedang menjajaki tindakan hukum lebih lanjut.
GEMA memuji putusan tersebut sebagai “keputusan AI yang penting di Eropa,” dan menekankan bahwa putusan tersebut menjadi preseden penting untuk melindungi hak-hak pencipta musik di era kecerdasan buatan. Tobias Holzmüller, CEO GEMA, menyatakan, “Hari ini, kami telah menetapkan preseden yang melindungi dan memperjelas hak-hak penulis: bahkan operator alat AI seperti ChatGPT harus mematuhi undang-undang hak cipta. Hari ini, kami telah berhasil membela penghidupan para pencipta musik.”
Kasus ini menimbulkan pertanyaan kritis mengenai kerangka hukum yang mengatur penggunaan materi berhak cipta dalam pelatihan model AI. Secara tradisional, undang-undang hak cipta berpusat pada perlindungan karya individu. Namun, munculnya model bahasa besar seperti ChatGPT, yang belajar dari kumpulan data besar yang mencakup jutaan teks dan kode, menghadirkan tantangan kompleks terhadap norma-norma yang sudah ada.
Keputusan pengadilan Jerman menunjukkan bahwa menghapus data yang tersedia untuk umum saja mungkin tidak cukup untuk memastikan kepatuhan hukum dalam pengembangan AI. Hal ini menggarisbawahi perlunya pedoman yang lebih jelas dan kemungkinan undang-undang baru mengenai penggunaan data dalam pelatihan AI, terutama ketika melibatkan materi berhak cipta.
Keputusan ini kemungkinan besar mempunyai konsekuensi luas bagi industri AI secara global. Perusahaan yang mengembangkan model bahasa serupa kini akan menghadapi peningkatan pengawasan terhadap praktik sumber data mereka dan mungkin terpaksa berinvestasi lebih besar dalam mengamankan perjanjian lisensi eksplisit untuk konten berhak cipta.
Hasil dari potensi banding OpenAI dan perkembangan hukum di masa depan dalam bidang ini akan terus membentuk lanskap pengembangan AI dan hukum hak cipta di tahun-tahun mendatang.

































