Toko Online Palsu Melonjak 250% Menjelang Black Friday: Yang Perlu Diketahui Pembeli

20

Acara penjualan tahunan Black Friday terkenal menarik baik pemburu barang murah maupun penjahat dunia maya. Analisis baru yang dilakukan oleh perusahaan keamanan siber NordVPN mengungkapkan peningkatan mengejutkan sebesar 250% di toko online palsu dalam beberapa minggu menjelang acara tahun ini. Lonjakan ini menimbulkan risiko yang signifikan bagi konsumen, dengan semakin canggihnya serangan phishing dan situs web palsu.

Meningkatnya Ancaman Pengecer Palsu

Data NordVPN menunjukkan bahwa jumlah situs web yang dirancang untuk meniru pengecer resmi—seperti eBay dan Amazon—telah meroket dalam beberapa bulan terakhir. Klon eBay palsu meningkat 525% di bulan Oktober dibandingkan bulan September, sementara tiruan Amazon melonjak 232%. Tren ini bertepatan dengan puncak musim belanja, membuat konsumen lebih rentan terhadap penipuan.

Analisis ini juga menyoroti kurangnya kesadaran yang mengkhawatirkan: 68% konsumen global tidak tahu cara mengidentifikasi situs phishing. Akibatnya, serangan phishing meningkat sebesar 36% antara bulan Agustus dan Oktober.

Tren Web Gelap: Harga Kartu Mencerminkan Penawaran dan Permintaan

Lonjakan aktivitas penipuan tercermin di pasar web gelap, tempat penjualan data kartu pembayaran curian. Penelitian NordVPN menunjukkan bahwa harga kartu berfluktuasi berdasarkan penawaran dan permintaan. Kartu dari negara dengan kontrol anti-penipuan yang ketat, seperti Jepang, memiliki harga yang lebih tinggi karena kelangkaannya. Sebaliknya, kartu dari pasar dengan data melimpah, seperti AS dan Spanyol, lebih murah dan sering kali dijual dalam jumlah besar.

AS adalah negara yang paling banyak menjadi sasaran, dengan lebih dari 60% kartu pembayaran yang dicuri berasal dari pengguna Amerika. Singapura menyusul dengan sekitar 11%, dan Spanyol dengan sekitar 10%.

Bagaimana Penjahat Dunia Maya Mengeksploitasi Black Friday

Penjahat dunia maya menggunakan pendekatan multi-cabang untuk mengeksploitasi pembeli selama Black Friday. Mereka membuat situs web palsu yang meyakinkan, menyamar sebagai merek tepercaya di email dan hasil penelusuran, serta menyebarkan iklan menyesatkan yang mengarahkan pengguna ke toko palsu yang dirancang untuk mencuri detail pembayaran mereka.

Salah satu metode utamanya adalah e-skimming, yaitu kode berbahaya yang membajak alat pembayaran digital untuk mencatat data pribadi dan keuangan secara diam-diam. Menurut pakar keamanan siber NordVPN, Adrianus Warmenhoven, kombinasi pemalsuan merek, iklan palsu, dan suntikan skrip memicu aliran data kartu curian yang terus-menerus, yang dengan cepat dimonetisasi melalui kartu hadiah, barang dagangan, perjalanan, atau pencurian langsung.

Konsekuensi Dunia Nyata bagi Korban

Konsekuensinya bagi para korban sangat parah, lebih dari sekedar kerugian finansial. Bahkan ketika bank mengganti dana yang dicuri, konsumen menghadapi pemblokiran kartu, dokumentasi litigasi, paket hilang, dan pengaturan ulang kata sandi tanpa henti. Dampak emosional dari pencurian identitas dan penipuan sangatlah signifikan.

Melindungi Diri Anda pada Black Friday Ini

Untuk menghindari menjadi korban penipuan online, pembeli harus tetap waspada. Tetap berpegang pada pengecer tepercaya, verifikasi URL situs web, dan waspada terhadap penawaran yang tampaknya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Selalu gunakan kata sandi yang kuat dan unik, dan pertimbangkan untuk menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN) untuk mengenkripsi aktivitas online Anda.

Lonjakan toko online palsu menjelang Black Friday menggarisbawahi semakin canggihnya penjahat dunia maya dan pentingnya kesadaran konsumen. Dengan mengambil langkah proaktif untuk melindungi data Anda, Anda dapat menavigasi musim penjualan dengan aman